For four decades, one single devil-incarnate, a grotesque freak of nature, has driven our nation from one political abyss into another.
Imagine, . . . ONE divisive, power-mad manipulative little lunatic.
For at least two generations, we have been led into the bottomless cesspool of political stupidity . . . . where otherwise sane and rational Malaysians are reduced to gutter-level petty infighting, reduced to chasing shadows in the dark here and elsewhere, . . . symbolic of our unwitting willingness to lap up and propagate the filth and pestilence left in his wake.
Kajang is just the latest twist in this raving madman's machinations to build his grandiose political edifice, the latest spurt of sporadic anarchic psychosis that started way back in 1974 when Malay undergrads were instigated to riot and rebel against some social injustice concocted in the fertile imagination of this delusional nut. And again in 1998 where tens of thousands of Malays yet again put aside their education, careers and businesses to "fight for reform" on the streets, destroying countless Malay lives and businesses in the ensuing havoc.
Upon release from his cage in 2006, this beast quickly reincarnated as a self-proclaimed messiah of reform -- a "gift of God" -- to further divide the Malays, this time with dire consequences on the nation's socio-political stability. An inconsequential PAS, hitherto floating towards oblivion in their own make-believe fantasy of fatwas-on-demand and desert Arab mimicry in the tropics, was rejuvenated as they join forces with fellow Chinese ass-kissing Malai Lembus of PKR to fight UMNO, split the Malay vote and ensure dilution of Malay political clout to a level unprecedented in the post-Merdeka era.
Malay disunity also gave a new lease of life to the Malay-hating Cinakui extremists of DAP, a party-of-hate that was already on their death throes after being thrashed to a pulp in the 2004 GE. The vast majority of nons, products of the world's ONLY school system based on the national language of a foreign faraway land, revealed their true Malay-hating colours and threw their lot behind the DAP racist subversives.
A false sense of empowerment permeated the soul of the minorities who capitalised on Malay disunity across the land to gain unprecedented political power. Now drunk with power disproportionate to their depleting numbers, they drew first blood with the Malay Mainstream on issues of religion, race, language and identity that will one day prove detrimental to their long-term existence in Malaysia. Hence, Malaysia morphed into a divisive simmering land of intolerant racists, habitual law breakers, self-alienising minorities languishing in their own little racist cocoons and recalcitrant religious nuts obsessed with stealing other people's God.
In other words, we are fast becoming a BASKET CASE.
And the gory truth staring at our collective faces -- as reaffirmed by the Kajang Gambit -- is the fact that our national political trajectory for most of the past four decades . . . imagine, 40 years . . . has been charted by a wretched, manipulative little man . . . a glassy-eyed borderline schizophrenic who is nothing more than a glorified political Forrest Gump allowed to run amok and create mischief at every turn by a soft, bungling incompetent BN/UMNO. Yes, imagine, the chaos, mayhem, racial tension, religious provocation, indeed, degeneration of the State itself -- one convoluted way or another -- is the toxic fallout from the political machinations of one wayward bipedal primate languishing in our midst. Marvel at the willingness among many to allow themselves to be politically seduced, raped and bullied and rendered concurrently guilt-ridden and inexplicably thankful for the sweet talk and tender mercies of this madman and his coterie of maladjusted courtiers and sycophants.
Yup, . . . one old raving madman is holding our nation hostage -- dividing the people across the permutation of race, language and religion; with the political process mocked, raped and brought into disrepute; with nothing to offer but more chaos and mayhem across the land.
. . . and inexplicably, we Malaysians zombie-like REACT to this madman's every move, as if obsessed with his lunacy as we wallow in the stinking cesspool either fighting for or against his cause. Either way, we are screwed, bigtime -- used, hoodwinked and manipulated to a chaotic existence by one morally deviant little septuagenarian with an insatiable lust for power.
THAT is the REAL tragedy.
8 comments:
Bro.
All politican are MADman.
From Tengku until Najib.
They are corrupted and dishonest.
Dont complain.just join them.
Bravo..well said.
Salam Tuan KijangMas
Rangkaian pertubuhan BN dibawah naungan Umno tidak relevant/suited untuk diteruskan bersama karena china bukan melayu dan india bukan melayu = pendirian tidak sama, dan soi disant/so-called multiplicity of culture" juga sehingga sekarang tidak mendapatkan keputusan yang muhibah lagi adil, dari situ semenjak 40 tahun lamanya kita bergelumang/bersekutu dengan ideologi politik kesatuan yang telah di'ikatjanjikan sebelum praMerdeka dahulu yaitu prasyarat penjajah tersebut dipersetujui semata untuk kepentingan bersama semoga dapat hidup sebumbung sebumi tanah Malaysia dengan harmoni dan muhibahnya, itu sahaja dan yang selainnya tidak diaplikasikan dengan sepenuhnya... namun, apakah dengan sistem persekolahan yang bertaraf "vernacular" yang berbahasa asalusul-origin memasing itu boleh menyatupadukan pelbagai bangsa majmuk menjadi serumpun sedangkan bahasa kebangsaan Melayu pun mereka tidak fasih ! bagaimana setiap perbualan harian boleh terjalin mesra sesama kita masyarakat majmuk boleh saling memahami diantara satu sama lain bagi mengenali kita dengan lebih mendalam melalui perbualan "a common language" sekiranya sesama kita semua bercakap bahasa yang berlainan untuk diperlambangkan sebagai "satu bahasa,satu bangsa dan satu negara "... mustahil dan tidaklah mungkin !!!
Jadinya negara Malaysia sudah terlalu berkurun lamanya menanggung desakan atau bebanan diatas permintaan hak-hak asasi tersebut yang sukar untuk diperkenankan karena kepercayaan terhadap kesetiaan mereka terhadap negara Malaysia itu sendiri sudah berbelah bagi, satu contoh Pulau Pinang sekarang ini, porak peranda kita jadinya semenjak DAP memerintah sebagai pucuk pimpinannya !!!
Selagi kita "lembut tegasnya" seperti kononnya tegas walhal lembik tahap tindakan ketegasan tersebut dan selagi itulah kita bersekutu secara beralah hipokrit dengan parti-parti yang bertaraf "parasites" i.e. DAP,PAS dan PKR pehak pembangkang yang ber-"doctrine chauvinisme" lagaknya... iya, sebuah negara yang demokrasi, adil dan saksama memerlukan sama sekali pehak-pehak parti pembangkang sebagai lambang keseimbangan didalam aspek memperjuangkan/menyuarakan pendapat/pandangan politik yang berlainan, akan tetapi..?
Sampai bila kita orang Melayu asyik dipotong jalan seperti diketepikan dengan sewenangnya seolah tiada maruah diri sebagaimana yang terjadi diKajang sekarang ini dimana MCA berdegil dengan sikap keras kepala didalam diam bodoh sombongnya... adakah patut kita sahaja yang asyik bertolak ansur atau beralah lagi dan lagi !!! sedangkan sesama Melayu kita asyik menunding jari, hilang semua budi pekerti/bahasa kita dek dihasuti oleh perasaan berang yang meluap sampai perpecahan ini puncanya hanya dari perbezaan nama politik itu sendiri !
Tuan KijangMas,
prasyarat yang telah dipersetujui itu akan tertera untuk selamanya, kecuali...
dan sekarang "hélas/alas !" kita harus menerima hakikat bahawa orang china dan india yang merembik ramai ditanah bumi kita harus diterima hendak tak hendaknya sebagaimana yang telah disyaratkan oleh penjajah yaitu dilayan sama seperti warga Malaysia... dan,
THAT is the REAL tragedy = BASKET CASE yang akan terus berterusan...
Salam sejahtera.
This sodomite may just be one man but he is fully and infinitely supported by Malaysia's enemies.
His only talent besides the bedroom antics is his chameleonic gift of the gap.
Mere noise and cobweb brains ... and of course his endless supply of cash.
Salam sejahtera Tuan KijangMas,
didahului dengan ucapan Selamat menyambut kedatangan tahunnya Baru 2015 ini... semoga Tuan KijangMas dalam keadaan sehat wal Afiat senantiasa hendaknya.
Sekian lama niannya tanpa apa jua khabar berita darinya Tuan KijangMas, tertanya-tanya didalam diam apakah "membisu lama" ada hikmahnya?
Salam mesra.
Salam Puan Bintangjauh.
Selamat tahun 2015 kepada Puan sekeluarga.
Alhamdulillah saya sihat walafiat. Dimasa ini saya lebih beri tumpuan ke laman Facebook saya yang berikut.
Saya persilakan Puan Bintangjauh berkunjung ke sana untuk berkongsi minda dan pendapat.
Dear KijangMas
We miss your sharp observations. It has been too quiet.
Salam lebaran AidilFitri kepada Tuan Kijang Mas, semoga berada didalam kesejahteraannya, Amin.
Berdiam diri sekian lamanya... persoalan 1MDB sehingga sekarang masih didalam kecelaruan yang tidak berjawab terhadap yang berkenaan, negara yang berdaulat yang bersultan, yang beragama Islam namun tindakan dari yang agung membisu tanpa sebaris perkataan bagi membela suara-suara rakyat yang teraniaya dan seboknya asyik leka mengisi gambaran padat Instagram memasing tertumpu kepada betapa glamour-kebaratan menunjukdiri "carahidupnya" yang dilarang untuk dipertikaikan karena darjat berdarah biru itu agung dan terkecuali dari segalanya seperti semuanya boleh bagi mereka !!! Berani saya mencemar duli-duli (bukan berkenan atau junjung kasih) yang ada? bukannya saya biadap, seakan tiada rasa hormat sembah yang sepatutnya saya hulurkan lantas tahu bertahan/mengawal diri demi meluhuri kehormatan dan kemuliaan darjat agung tersebut... namun bagi duniawi yang teragung adalah yang tertinggi yaitu kaum kerabat beraja saja + ahli pemimpin + pasukan anggota kroninya dan kuncu-kuncu pengilap kasut, dan bagi yang insaf bahawa segalanya isi dunia langit planets bintang dan matahari adalah milikNya SWT semata akan tetapi malangnya itu semua belakang kira !!!
Katanya sebagai ummat Islam yang berpaksi keatasnya, yang sepatutnya terlebih dahulu mengerjakan sesuatu itu atas namaNya semata, akan tetapi mengapa ianya dikaburi semata untuk $$$ ! Jelas dan nyata tarikan $$$ begitu kuat dikalangan yang rakus. Jenayah yang membabitkan matawang $$$ boleh didiamkan karena bagi mereka tidak nampak kekejamannya..!
Scandal demi scandal hanya karena $$$ yang terbukti bahawasanya memasing rakus kuasa, rakus kebendaan & wang ringgit, rakus status atau kedudukan, rakus dan pelahap yang disorok sembunyikan yang dicampuradukkan dengan amal & jariah begitu rakyat jelata tertipu oleh kedustaan mereka yang sedari merdeka masih mengamalkan permainan "colonial period-colonial power" !
Tuan Kijang Mas,
Bahawasanya rasa perasaan yang berat begitu membebankan minda saya, saban hari saya bermohon halus keatasNya semoga hendaknya tanahairku ditakbiri oleh seorang yang agung amanahnya terhadap kebanyakan rakyat jelata, meskipun kemajuan itu jelas dan nyata lagi diperuntukkan kepada yang berada didalam keadaan serba kekurangan namun sikap berdalih menyorok kebenaran = pendustaan masih kuat diamalkan...
Utara selatan barat dan timur adalah arah petunjuk cardinal dunia, namun amalan putar belit tiada penghujungnya...
Salam mesra.
p/s: semoga ulasan saya ini tidak dipaparkan, terimaKasih.
Saya tidak punya fb, maka itu kesempatan untuk bertukar pendapat tidak kesampaian.
Post a Comment